BANGKALAN, TIMESindo.com – Fakta mengejutkan terungkap dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan di Desa/Kecamatan Geger, Bangkalan. Kepala Desa setempat, Budiman, diduga menjadi aktor intelektual di balik aksi kekerasan melukai warganya.
Dalam sidang di Pengadilan Negeri Bangkalan, Selasa, 26 Agustus 2025, nama Kepala Desa (Kades) Geger, Budiman, disebut sebagai pihak yang memerintahkan pengejaran terhadap korban, Dinul.
Kuasa Hukum Terdakwa Dinul, Moh Hidayat, mengungkapkan bahwa dalam persidangan terungkap Kades Budiman diduga memerintahkan dua kepala dusun, Busiri dan Nidi, untuk mengejar korban.
“Berdasarkan fakta hukum, terbukti bahwa Kades Geger yang memberikan senjata tajam kepada Busiri dan memerintahkannya mengejar korban hingga terjadi penganiayaan,” ujar Hidayat.
Busiri dan Nidi, menurut keterangan di persidangan, tidak memiliki konflik pribadi dengan Dinul. Namun karena perintah dari Kades, keduanya terlibat dalam aksi kekerasan di tengah jalan.
“Masalah sebenarnya antara Kades dan Dinul. Kades memanggil Busiri dan Nidi ke rumahnya, lalu saat melihat Dinul melintas, ia menyuruh mereka mengejarnya,” tambahnya.
Pernyataan ini diperkuat oleh kesaksian Nidi, yang menyebut Kades meminta mereka segera mengejar Dinul untuk menanyakan identitasnya.
“Jelas dalam keterangan Nidi bahwa perintah untuk mengejar Dinul datang dari Kades Geger,” kata Hidayat.
Jaksa Penuntut Umum, Hendrik Murbawan, menyatakan bahwa sidang kali ini menghadirkan enam saksi: Budiman (Kades Geger), Nidi (perangkat desa), Mahfud, Tirumlah, Anisa (istri Dinul), dan Didik Maulana (saudara kandung Dinul).
“Minggu depan, kami akan menghadirkan saksi tambahan untuk memperjelas pembuktian kasus ini,” ujarnya.
Kasus ini bermula pada 28 April 2025. Saat itu, Dinul (23) tersinggung setelah diklakson Kades sepulang hajatan dan menantangnya carok. Busiri (55), yang mendengar tantangan itu, ikut terpancing emosi. Saat Dinul melintas di depan rumah Kades, Budiman, terjadilah duel bersenjata tajam. Busiri terluka di kepala, Dinul di lengan.
Busiri sempat dibawa ke Puskesmas Geger, namun pihak Dinul yang mengetahui hal itu datang membawa senjata, memicu bentrokan lanjutan. Beruntung, warga dan polisi cepat melerai sehingga tak ada korban tambahan. ***