2 Gadis Dibawah Umur Diperkosa Bergilir di Bangkalan, 8 Pelaku Bebas Berkeliaran

BANGKALAN, TIMESindo.com Dua gadis di bawah umur asal Desa Kelbung, Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, diduga menjadi korban pemerkosaan secara bergilir. Delapan orang diduga pelaku masih belum ditangkap polisi.

Dua korban yang diketahui masih berstatus sepupu itu masing-masing berinisial SF dan AF (14). Kasus ini terbagi dalam dua lokasi dan kelompok pelaku. SF diduga diperkosa oleh tiga pria di Sepulu, sementara AF menjadi korban lima pria lainnya di Kelbung.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini terjadi pada Rabu malam, 10 Juli 2025. SF awalnya diajak oleh seorang teman laki-lakinya berinisial RD untuk membeli nasi goreng ke pasar Sepulu sekitar pukul 23.00 WIB. Namun, setibanya di lokasi, makanan yang dicari ternyata tidak tersedia.

Alih-alih pulang, SF justru dibawa oleh RD ke sebuah area semak-semak di wilayah Sepulu. Di lokasi tersebut, sudah menunggu dua pria lain berinisial AD dan SU. SF kemudian diduga disetubuhi secara bergiliran oleh ketiga pelaku.

“Saya sangat sakit hati mendengar anak saya diperlakukan seperti itu,” ujar Nasuri Khoirul, orang tua SF, saat diwawancarai pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Karena SF tak kunjung pulang, sepupunya, AF, mulai merasa khawatir. Ia pun bertanya kepada RK, teman dari RD. RK kemudian mengatakan bahwa SF sebelumnya diajak ke pasar Sepulu. RK lalu mengajak AF untuk menyusul ke lokasi.

Namun, setelah tiba di pasar, SF tidak ditemukan. RK kemudian menawarkan untuk mengantar AF pulang. Di tengah perjalanan, RK justru membawa AF ke sebuah tempat tak jauh dari rumahnya. Di sanalah AF diperkosa secara bergiliran oleh RK bersama empat temannya: JN, JY, HD, dan BH.

“Anak saya dilempar ke semak dan disetubuhi oleh lima orang,” kata Khoirul Anwar, orang tua AF, dengan wajah sedih.

Belum Ada Tersangka Ditangkap

Keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian resor (Polres) Bangkalan sejak 26 Juli 2025 lalu. Namun hingga kini, perkara yang menyayat hati dua korban tersebut belum ada kejelasan mengenai penangkapan pelaku.

“Hari ini kami bersama beberapa pemuda sebenarnya ingin menggelar audiensi ke Polres Bangkalan, tapi dibatalkan secara sepihak. Kami berharap polisi segera menangkap para pelaku yang masih bebas,” ujar Khoirul Anwar.

Desakan Pemuda Peduli Keadilan Bangkalan

Koordinator Pemuda Peduli Keadilan Bangkalan (PPKB) Muhammad Rosyid, mendesak pihak kepolisian agar tidak berlama-lama dalam menangani kasus yang dinilai sangat meresahkan masyarakat ini.

“Kami mendesak Polres Bangkalan segera menangkap semua pelaku tanpa pandang bulu. Tidak boleh ada yang dilindungi,” tegas dia saat ditemui di Bangkalan

PPKB yang getol mengawal kasus ini juga menyoroti pentingnya keterbukaan dalam mengungkap kasus. Menurut Eroz, sapaan akrabnya, transparansi sangat penting agar publik bisa ikut mengawal proses hukum yang sedang berjalan.

“Kasus ini harus dibuka secara transparan, agar keadilan benar-benar bisa ditegakkan. Jangan sampai ada yang ditutupi,” lanjutnya.

Eroz menambahkan bahwa kekerasan seksual terhadap anak merupakan bentuk kejahatan luar biasa. Oleh karena itu, dia meminta aparat bertindak tegas dan cepat.

“Jangan tunggu desakan lebih besar. Ini soal masa depan anak-anak kita, dan soal kepercayaan publik terhadap penegak hukum,” pungkasnya.

Tanggapan Satreskrim Polres Bangkalan

Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, menyampaikan bahwa kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan dan para terduga pelaku sedang dalam pencarian.

“Kasus masih kami tangani. Saat ini kami terus berkoordinasi dengan keluarga korban untuk memperoleh informasi tambahan,” jelasnya. ***

Berita Terkait :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Postigan Populer