BANGKALAN, TIMESindo.com – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan potensi dan ketangguhan mahasiswa melalui Sekolah Vertical Rescue Tingkat 1.
Kegiatan yang berlangsung sejak 7–9 November 2025 mengangkat tema “Challenge the Height, Strengthen the Bone”, dengan tujuan memadukan semangat ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan daya juang.
Baca juga:
UPN “Veteran” Jatim Perkuat Kerja Sama Budaya dengan Thammasat University
UTM Canangkan Zona Kuliner Halal, Dorong Madura Jadi Pusat Ekonomi Halal
Fraksi PAN Desak Kenaikan NJOPTKP, Minta Kebijakan Pajak Bangkalan Lebih Pro Rakyat
Kegiatan yang digagas oleh Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) GHUBATRAS UTM ini dibuka dengan upacara resmi yang dihadiri pembina dan perwakilan organisasi kemahasiswaan.
Selain itu, hadir empat instruktur nasiona, yaitu Teddy Ixdiana, Data Pela, Adrian Daely, dan Kamia Rahayu dengan membagikan pengetahuan dan keterampilan penyelamatan di medan vertikal secara langsung.
Sinergi Lintas Profesi untuk Kemanusiaan
Sebanyak 60 peserta dari berbagai perguruan tinggi, lembaga sosial, BPBD, Polairud, dan komunitas pecinta alam se-Indonesia mengikuti pelatihan ini.
Menurut Instruktur VRI asal Malang, Data Pela, pelatihan ini bukan sekadar soal kekuatan fisik. Mereka belajar teknik penyelamatan tali-temali, manajemen risiko, hingga kerja sama tim di medan ekstrem.
“Ini tentang mentalitas dan kepedulian sosial. Setiap tindakan penyelamatan adalah wujud cinta terhadap sesama,” ujarnya.
Ajang Pembentukan Karakter dan Kompetensi
UTM menilai kegiatan ini sebagai bagian dari pendidikan holistik. Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Surokim menegaskan, kampus harus memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan nyata di lapangan.
“Mahasiswa dilatih berpikir cepat, bekerja dalam tim, dan tangguh menghadapi situasi kritis. Inilah pembelajaran sejati,” tegasnya.
Selain meningkatkan keterampilan teknis, lanjut Surokim, peserta yang ikut kegiatan tersebut juga dilatih soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, dan empati sosial.
“Jadi kompetensi tersebut penting di dunia profesional dan kemanusiaan,” kata dia.
Peserta dari Berbagai Daerah
Salah satu peserta dari BPBD Kabupaten Sampang, Almuhlisin, mengaku mendapat banyak ilmu baru. Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menunjang tugas saya di lapangan.
“Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut setiap tahun untuk memberikan ilmu yang sangat bermanfaat,” katanya.
Sementara dua anggota Polairud Polda Jawa Tengah, Aiptu Dedi Rahmat dan Aiptu Sulung Juni Cahyanto, juga ikut serta untuk memperkuat kemampuan SAR di wilayah perairan.
“Ini pengalaman baru yang membuka wawasan dan jejaring kemanusiaan,” ujar Aiptu Sulung.
Kontribusi Nyata UTM untuk SDGs
Melalui Sekolah Vertical Rescue ini, UTM berkontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam aspek pendidikan berkualitas, kesehatan dan kesejahteraan, serta kemitraan untuk tujuan bersama.
Pembina MPA GHUBATRAS, Taufan Sagita, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat. Menurut dia, hal ini bukti kolaborasi nyata antara dunia akademik dan praktisi kemanusiaan.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh dan siap berbakti bagi kemanusiaan,” ujarnya.
Semangat Menantang Ketinggian, Menguatkan Tulang
Filosofi “Challenge the Height, Strengthen the Bone” menggambarkan semangat untuk berani menghadapi tantangan sekaligus memperkuat karakter.
“Yang paling berharga dari pelatihan ini bukan sekadar ilmu teknis, tapi bagaimana kita ditempa menjadi pribadi yang lebih kuat dan peduli,” ungkap instruktur VRI, Adrian Daely.
Dengan semangat kebersamaan dan kemanusiaan, Sekolah Vertical Rescue Tingkat 1 menjadi bukti bahwa UTM tak hanya mencetak sarjana, tetapi juga melahirkan generasi penyelamat yang tangguh, mandiri, dan berjiwa sosial tinggi. ***

