UTM Canangkan Zona Kuliner Halal, Dorong Madura Jadi Pusat Ekonomi Halal

BANGKALAN, TIMESindo.com Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur telah mengambil langkah nyata membangun ekosistem produk halal di Pulau Garam.

Melalui pencanangan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS), UTM bertekad menciptakan lingkungan kampus yang berlandaskan prinsip halalan thayyiban serta mendukung gaya hidup sehat dan aman.

Kegiatan peluncuran Zona KHAS digelar bersamaan dengan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Overview Zona KHAS dan Akselerasi Sertifikasi Halal MBG dan UMKM di Madura,” di Aula Syaikhona Muhammad Kholil, Kamis, 6 November 2025.

Baca juga:

Anang-Ashanti Sapa Ribuan Mahasiswa UTM: Tak Hanya Nyanyi, Tapi Ngasih Ilmu

Dari Madura ke Dunia: Kisah Syamsul Arifin dan Kripik Tette “K-Syams” yang Siap Ekspor

Delapan Dekan dan Direktur Pascasarjana UTM Resmi Dilantik untuk Periode 2025–2029

BRI dan Kejari Bangkalan Teken MoU Penanganan Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara

Program ini digagas oleh Pusat Halal UTM di bawah naungan LPPM, bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Sejumlah tokoh nasional hadir, di antaranya Kepala BPJPH Dr. Ahmad Haikal Hasan, Deputi BPJPH Dr. Abdul Masykur, Analis BI Jatim Didit Sulistianto, dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim KH. Sholihin Hasan. Wakil Bupati Bangkalan Moch. Fauzan Ja’far juga turut hadir.

Kepala BPJPH, Ahmad Haikal Hasan menilai produk halal kini menjadi simbol kemajuan dunia modern. Menurutnya, halal tidak hanya bernilai religius, tetapi juga menggambarkan kualitas, kebersihan, dan daya saing ekonomi global.

“Dunia kini mencari produk halal, namun tenaga ahli masih terbatas. Indonesia harus menjadi penggerak utama industri halal internasional,” tegasnya.

Ia juga menyoroti kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan sertifikasi halal sebagai kewajiban nasional sesuai amanat UU No. 33 Tahun 2014 dan PP No. 42 Tahun 2024.

Pemerintah pun menyiapkan program sertifikasi halal gratis bagi UMKM mikro. “Halal itu universal. Mari kita buktikan bahwa Halal Indonesia bisa mendunia,” tambahnya.

Wakil Bupati Bangkalan Moch. Fauzan Ja’far mengapresiasi langkah UTM yang dinilai mampu menggerakkan ekonomi lokal melalui penguatan zona halal. Ia mencontohkan kuliner khas Bangkalan seperti Bebek Sinjay yang semakin dipercaya konsumen setelah bersertifikat halal.

Fauzan menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk bersinergi dalam mempercepat proses sertifikasi halal. Menurutnya, label halal bukan sekadar formalitas, melainkan wujud tanggung jawab moral dan keagamaan.

“Dengan sertifikasi halal, daya saing kuliner Madura akan meningkat. Ini langkah konkret untuk menggerakkan ekonomi daerah,” ujarnya.

Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’ menuturkan, Zona KHAS menjadi bukti kesungguhan kampus dalam menerapkan prinsip halal di seluruh lingkungan UTM. “Madura dikenal sebagai Serambi Madinah, jadi sudah sewajarnya UTM tampil sebagai pelopor kampus halal,” katanya.

UTM juga telah mendapat mandat resmi dari BPJPH untuk menyelenggarakan pelatihan, rekrutmen penyelia halal, dan pendampingan sertifikasi bagi UMKM.

“Langkah ini diharapkan mempercepat lahirnya pelaku usaha halal di Madura,” kata dia.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara BPJPH dan lembaga pelatihan JPH, disertai penyerahan sertifikat halal kepada delapan UMKM binaan UTM.

Kepala Divisi Industri Produk Halal KDEKS Jawa Timur, Dr. Hj. Siti Nur Husnul Yusmiati, yang memandu FGD, menekankan bahwa Zona KHAS bukan hanya tentang sertifikasi, melainkan juga pembentukan budaya halal yang menjamin keamanan dan kebersihan produk.

Deputi BPJPH Dr. Abdul Masykur mengungkapkan bahwa hingga awal November 2025, lebih dari 10 juta produk di Indonesia telah bersertifikat halal, termasuk hampir 19 ribu pelaku usaha di Madura.

UTM kini menjadi simpul penting dalam jaringan akselerasi halal nasional,” katanya.

Dukungan juga datang dari Bank Indonesia Jawa Timur. Melalui paparan Didit Sulistianto, BI menegaskan komitmennya memperkuat rantai nilai halal melalui kolaborasi lintas sektor dan riset berbasis data.

“Zona KHAS menjadi bukti peran nyata kampus dalam menggerakkan ekonomi halal Indonesia,” ujarnya. ***

Berita Terkait :

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Postigan Populer